INFO LOMBOK UTARA – Seekor Paus Pilot (Globicephala sp.) terdampar dalam kondisi mati (kode 3) di pesisir Dusun Teluk, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Selasa (1/6/2021).
Aparat gabungan bersama masyarakat kemudian menenggelamkan bangkai Paus Pilot itu di perairan Dusun Teluk, Desa Sukadana, Jumat (4/6/2021). Penenggelaman bangkai paus itu dilakukan karena sudah mengeluarkan bau busuk. Dikhawatirkan jika terus dibiarkan akan menjadi sumber penyakit.
“(Penenggelaman dengan) ditarik menggunakan kapal milik nelayan setempat,’’ kata Rusdianto, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Lombok Utara.
Aparat gabungan itu terdiri dari tim Kepolisian Air (Polair), kepala Desa Sukadana, dan nelayan setempat, tim BPSPL Denpasar. Penenggelaman dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Kementerian Kelautan dan Perikanan wilayah kerja NTB.
Secara bersama-sama tim gabungan ini menarik bangkai paus ke tengah laut, sekitar satu km dari pesisir pantai. Setelah berada di tengah laut, bangkai paus yang diberikan pemberat itu kemudian ditenggelamkan pada kedalaman 80 meter.
“Bangkai paus kalau dibiarkan (di pinggir pantai) akan menjadi ancaman, sehingga harus ditenggelamkan karena kesulitan juga untuk mengubur di lokasi,’’ katanya.
Sedangkan Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso mengatakan bangkai paus itu pertama kali terlihat pada Selasa (1/6/2021) pukul 08:00 WITA. Ditemukan oleh nelayan setempat di tengah laut, panjang 5 meter mengapung dengan kondisi mati, kemudian paus tersebut terdampar ke pinggir Pantai Mutiara Dasker, Dusun Teluk, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Timur.
Haladin, anggota kelompok nelayan Mutiara Dasker mencoba menghanyutkan ke laut, tetapi bangkai paus kembali terdampar ke pinggir pantai. Pada Hari Rabu (2/6/2021), Haladin kemudian menginformasikan kepada pihak Desa Sukadana bahwa telah terdampar paus di Desa Sukadana. Kepala Desa Sukadana, Zul Rahman, kemudian menginformasikan kepada pihak Polsek Bayan dan DPKP Lombok Utara.
“Kades Sukadana secara rutin berkoordinasi dengan Muhammad Barmawi dari BPSPL Denpasar wilayah kerja (wilker) NTB,’’ kata Permana dalam keterangan tertulisnya kepada Mongabay Indonesia.
Pada Rabu (3/6/2021), pihak BPSPL Denpasar wilker NTB melakukan koordinasi dengan DPKP Kabupaten Lombok Utara dan Kades Desa Sukadana terkait kondisi serta penanganan yang akan dilakukan pada Paus Pilot yang terdampar tersebut. Hasil identifikasi, paus masuk pada kode 3, di bagian tubuh ditemukan luka berlubang dan perlu segera dilakukan penanganan.
Penanganan bangkai paus tidak bisa dikubur karena alat berat tidak bisa masuk ke pantai lokasi bangkai paus berada, sehingga diputuskan metode penghancuran bangkai dengan cara ditenggelamkan. Pada pantai lokasi paus terdampar, diamankan dan dijaga oleh pihak Polsek Bayan.
“Sementara untuk penyebab kematian belum diketahui,’’ katanya.
Proses penenggelaman dengan cara bangkai paus diikat dengan tali kapal dengan panjang sekitar 20 meter, kemudian ditarik menggunakan kapal penagkap tuna dan tongkol milik nelayan setempat ke tengah laut. Jarak antara pantai dengan lokasi penenggelaman sekitar satu kilometer.
Setelah di tengah laut lokasi penenggalaman, bangkai paus diikat empat pemberat dengan berat masing-masing sekitar 100 kg, dan di tenggelamkan sekitar 80 meter. Untuk menjaga bangkai paus terapung kembalinya, Tim BPSPL Denpasar wilker NTB berada di lokasi sampai jam 17:30 WITA. Dari hasil pemantauan, bangkai paus tidak mengapung atau terdampar kembali ke pantai.
Terdamparnya paus di Desa Sukadana sudah dua kali terjadi, dimana sebelumnya juga terdampar paus sepanjang lebih kurang 12 meter pada tahun 2017, dan BPSPL Denpasar wilker NTB juga terlibat dalam proses penangannya.
“Tapi tidak bisa kita kaitkan (penyebab kematian) antara kejadian pertama dan kedua ini,’’ kata Permana.
Dia mengatakan, laut di Lombok Utara merupakan tempat migrasi spesies ini. Dari hasil nekropsi 52 Paus Pilot di Bangkalan, Madura, Jatim yang terdampar pada Februari 2021, ditemukan fakta bahwa perairan Lombok Utara merupakan jalur migrasi, lokasi berburu makanan, dan lokasi berkembangbiak dan membesarkan anak.
Source : https://www.mongabay.co.id/2021/06/05/seekor-paus-pilot-terdampar-di-lombok-utara-penyebab-kematian-belum-dipastikan/