Ahli Geologi dan Gempa Bumi, Prof Dr. Dany dan Ketua Ahli Tsunami Indonesia, Dr Gegar Prasetya menyampaikan sejumlah informasi penting tentang Gempa Bumi, Lombok, NTB. Penjelasan tersebut disampaikan doktor alumni Amerika itu, didampingi Sekretaris Daerah NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, Ph.D saat diwawancara di TVRI NTB, Jum’at (07/09/2018).
Menurut Peneliti Utama LIPI itu, secara umum Lombok sudah masuk kategori aman dari potensi gempa yang bermagnitudo besar. sebab menurutnya, energi yang dihasilkan oleh lempengan itu sudah dikeluarkan semua saat terjadi gempa beberapa waktu lalu.
Ia juga menjelaskan Gempa Bumi itu dapat terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Hanya saja, gempa itu terjadi melalui siklus lima puluh hingga seratus tahun. Setiap tahun, pergeseran lempengan itu sekitar 2 cm. Untuk sampai pada pengisian energi yang berkisar satu sampai dua meter, perlu waktu sekitar 50-100 tahun.
Untuk Lombok, terdapat tiga segmen gempa, yaitu bagian timur, tengah dan barat. Seluruh energi yang ada di segmen itu telah dikeluarkan melalui sejumlah gempa susulan yang terjadi.
Ia juga menjelaskan tidak hubungan antara antara gempa yang terjadi di wilayah lain dengan yang terjadi di NTB. “Ini informasi yang sering dipelintir,” katanya. Yang benar menurutnya, setiap gempa itu memiliki segmen lempengan yang berbeda. Sehingga, gempa yang terjadi di sejumlah negara di dunia, seperti Fiji, Jepang, tidak berhubungan dengan gempa di Lombok atau Sumbawa.
Ketua Ahli Tsunami Indonesia, Dr Gegar Prasetya menjelaskan pentingnya pengetahuan tsunami bagi masyarakat. Menurutnya, pengetahuan tentang hubungan gempa dengan tsunami perlu untuk diketahui masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Ia menjelaskan, tsunami dapat terjadi apabila gempa yang terjadi bermagnitudo 7. Yang peling penting diketahui adalah pusat gempa yang mengakibatkan tsunami adalah di laut. “Rentan waktu terjadinya tsunami setalah gempa adalah 30 menit,” jelasnya.
Kalau ada sebagian orang mengatakan ada tsunami setelah satu jam terjadinya gempa, maka besar kemungkinan itu hoax. Meskipun kekuatan gempa 7 SR, kalau pusat gempa di darat, maka menurutnya kecil kemungkinan terjadi tsunami.
Karena itu, masyarakat perlu mengetahui kekuatan dan pusat terjadinya gempa. Sehingga dapat segera menyelamatkan diri.
Source : Humas NTB