LOMBOKONLNE.co.id, Jakarta – Kemenparekraf semakin hari terus menerus melakukan terobosan-terobosan kolaborasi yang menyenangkan. Kali ini, diinisiasi oleh Biro Komunikasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparefkraf), akan terlaksana kegiatan yang bertajuk “Netas” yang bermakna “Nemuin Komunitas” yang akan mempertemukan secara khusus komunitas GenPI (Generasi Pesona Indonesia) dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Acara yang diselenggarakan ketiga kalinya ini nantinya akan dilaksanakan secara hybrid, offline dan online. Untuk konsep offline-nya akan mempertemukan komunitas GenPI dengan Menparekraf di salah satu resto yang ada di Yogyakarta, pada hari Jumat (4/6) malam, digandeng dengan tatap maya melalui zoom dan juga live Youtube untuk peserta yang tidak bisa hadir di Yogyakarta.
Komunitas GenPI yang resmi diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata pada 6 Agustus 2016 lalu di Lembang Bandung ini dijuluki laskar digital pariwisata oleh sebagian orang karena memang berkonsentrasi pada promosi pariwisata secara online di daerah masing-masing. Selain itu, para member yang tergabung di dalam komunitas non profit ini adalah gabungan dari beberapa komunitas lain yang se-frekuensi, sehati dan sejalan dalam konteks promosi pariwisata dan kemajuan daerahnya.
Ketua Umum GenPI Nasional Siti Chotijah secara terbuka menyambut baik ajakan menteri untuk berdiskusi dalam kegiatan Netas tersebut.
“GenPI siap berkolaborasi dengan Kemenparekraf dan seluruh stakeholder pariwisata di seluruh Nusantara untuk membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pandemi Covid-19”, tegas Siti Chotijah.
“Di situasi normal kita semua butuh berkolaborasi. Pada masa pandemi Covid-19 ini berarti kita harus bisa lebih bekerja sama dengan banyak pihak,” lanjutnya saat dikonfirmasi dalam rapat daring pengurus Genpinas, Rabu (2/6/2021) siang.
Siti Chotijah menambahkan, berbicara tentang Pentahelix, GenPI adalah salah satu bagian penting dari 5 unsur yang terkonsep dalam Pentahelix yaitu Komunitas.
“Dengan kita berdiskusi, tentunya peran komunitas akan semakin maksimal dalam membantu berbagai program yang dijalankan Kemenparekraf dan juga pemerintah di daerah,” Ujar wanita yang akrab disapa Mbak Jhe tersebut.
Menurut Jhe, narasi yang digunakan oleh komunitas GenPI di media sosial biasanya lebih bisa diterima oleh para audience, khususnya generasi Z atau yang lebih dikenal dengan sebutan generasi Millenial sekarang ini.
“Di sinilah GenPI bisa banyak berperan dalam hal membantu program-program Kemenparekraf. Kita bisa membangun narasi yang kuat dengan bahasa millenial dan sederhana saat menulis sebuah daya tarik destinasi wisata. Sehingga bisa memengaruhi calon wisatawan untuk datang,” Ujarnya.
Kelebihan komunitas GenPI menurut Jhe adalah memiliki jaringan yang luas di berbagai daerah, tersebar di 34 Provinsi dan 92 Kabupaten Kota serta regional. Bisa dimanfaatkan untuk saling membantu lintas promosi wisata prioritas nasional dan wisata masing-masing daerah.
“Komunitas GenPI juga memiliki media news beralamat di genpi.id, Media yang berkonsep semi blog yang berisikan berita-berita headline pariwisata, informasi detail tentang destinasi, budaya, kuliner dan juga Ekomi Kreaftif. Belum lagi akun instagram dengan ratusan ribu follower yang bisa memengaruhi calon wisatawan untuk berlibur,” pungkasnya.
Jika dihitung dari usia pertama dilaunching, komunitas GenPI kini sudah menginjak usia 5 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa bukan?. Bertahan dalam keterbatasan dana dan juga situasi dan kondisi industri pariwisata yang terus menerus berevolusi.
“Kami berharap GenPI bisa terus melebarkan sayap untuk berkolaborasi dengan banyak pihak. Sehingga bisa semakin memberikan manfaat untuk sektor pariwisata. Tentunya dengan kode etik yang harus selalu dipegang teguh, yaitu; “No Politik, No Hoax dan No SARA” tutup Jhe.
Jhe pun mengimbau seluruh anggota GenPI di daerah, GenPI provinsi dan GenPI kabupaten, untuk turut serta menyukseskan acara Netas pada hari Jumat 4 Juni mendatang. Bravo ya GenPI (*)