organic lombok

Etnobotani Tradisi Bebubus Suku Sasak di Pulau Lombok

Pengobatan Tradisional yang Hampir Punah

Penggunaan Bebubus dengan 2 cara berbeda. Kiri dilarutkan dengan air lalu diminum, kanan dioleskan di setiap badan
Penggunaan Bebubus dengan 2 cara berbeda. Kiri dilarutkan dengan air lalu diminum, kanan dioleskan di setiap badan

Bebubus merupakan ramuan atau obat yang terbuat dari beras dan rempah rempah, yang diracik menjadi ramuan oleh belian (pemangku). Dalam ritual bebubus orang orang yang mengalami sakit diobati dengan diberi minum air bubus. Bubus tersebut diusapkan kebadan (kepala dan leher) orang yang sakit. Dan dalam ritualnya orang yang datang berobat harus membawa seserahan (sesaji).

Berdasarkan hasil wawancara G-Z tingkat pengetahuan G-Z akan tradisi bebubus ini sangat sedikit, hal ini dapat berdampak terhadap tenggelamnya tradisi daerah. G-Z merupakan generasi selanjutnya yang kan mengembangkan kebudayaan yang ada di daerahnya. Pengobatan tradisional semakin tergeser dengan adanya kemajuan dan pengobatan modern, hal ini terjadi karena ketidak percayaan masyarakat akan khasiat obat tradisional  sehingga perlu adanya riset lebih mendalam terkait tradisi pengobatan tradisional yang ada di daerah daerah setempat.

Proses Pembuatan Bubus
Proses Pembuatan Bubus

Etnobotani bebubus yang akan dikaji dari riset ini, untuk mengulik pengetahuan tentang tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang dapat digunakan menjadi obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata maupun mikroskop, tumbuhan obat yang dimaksud oleh penelitian yaitu tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan bagian bagiannya, baik akar, batang, daun, bunga, maupun umbi. Sedangkan Etnobotani yaitu interaksi antar masyarakat setempat dengan lingkungan sekitarnya, secara spesifik pada tumbuhan sebagai makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian, pemburuan, dan upacara adat. Lebih spesifiknya etnobotani tradisi Bebubus dari riset ini mengulik kebiasaan dan pengetahuan masyarakat terkait bebubus yang dalam pelaksanaannya terkait dengan penggunaan akan tumbuhan sebagai bahan dalam pembuatan bebubus serta hubungan antara manusia dengan alam sebagai penyedia bahan bahan yang digunakan.

Pengetahuan masyarakat terkait Etnobotani bebubus dikategorikan cukup, masyarakat mengetahui manfaat dari sebagian bahan yang digunakan untuk bubus namun tidak mengetahui secara detail manfaat dan senyawanya. Kandungan yang terdapat pada bubus dan manfaatnya, bahan bahan yang digunakan untuk membuat bubus yaitu:

  1. Beras, beras mentah mengandung Vitamin B12 yang tinggi bermanfaat untuk mendukung proses metabolism tubuh, antioksida tinggi untuk menangkal radikal bebas dan mineral-mineral yang dapat melancarkan pencernaan.
  2. Kunyit, kunyit mengandung minyak atsiri yang dapat memberi efek antimikroba dan kurkumin sebagai anti imflamasi dan meningkatkan kerja organ pencernaan.
  3. Kencur, mengandung flavonoid yang dapat menghambatbanyak reaksi oksidasi dan berfungsi sebagai antibakteri
  4. Kencur, kencur mengandung flavonoid yang dapat menghambat banyak reaksi oksidasi dan berfungsi sebagai antibakteri, kencur juga mengandung saponin yang mempunyai aktivitas antibakteri.
  5. Adas (Foeniculum vulgare), adas mengandung flavonoid untuk mencegah dan mengurangi inflamasi dan anti oksidan, natrium bikarbonat digunakan untuk mengobati perut kembung pada bayi, kolin pada adas berfungsi membantu tidur lebih nyenyak, melancarkan kontraksi dan pergerakan otot, serta mempertajam daya ingat. Selain itu, kolin juga berfungsi membantu menjaga struktur membran sel, membantu transmisi impuls saraf, membantu penyerapan lemak, dan mengurangi peradangan kronis dalam tubuh.
  6. Jahe, jahe mengandung shogaol, gingerol, zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit dari yang ringan sampai berat, seperti: masuk angin, batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, impoten, Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung.
  7. Kulit kayu mesui, piron dan styrylpyrone, flavonoid, terpenoid, Massoilactone, dioktil ptalat dapat berguna sebagai anti agen antikanker, larvasida dan aktivitas antifertilitas yang secara ekstensif, antimikroba, fagositik, efek sitotoksik, antiinlamasi, imunomodulator, antioksidan, analgetik, serta efek inhalasi.
  8.  Kulit kayu lawang, kulit lawang mengandung euganol efektif melawan sejumlah penyakit seperti gangguan reproduksi, gangguan sistem saraf, ketidakteraturan glukosa dan kolesterol darah, infeksi mikroba, tumorigenesis, hipertensi, peradangan, dan komplikasi pencernaan. Kulit kayu lawang juga mengandung saffron berfungsi sebagai pengontrol gula darah, dan mencegah serangan jantung.
  9.  Kulit kayu delima putih, kulit kayu deliman putih mengandung alkaloid, di antaranya alkaloid pelletierine, pseudopelletierine, metilpelletierine, isopelletierine, dan metilisopellettierine berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan antidiare.
  10.  Akar beringin, akar beringin mengandung flavonoid, saponin, polifenol berfungsi untuk untuk mengatasi pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri pada rematik sendi, dan luka terpukul (memar).
  11.  Daun siri, daun sirih memiliki senyawa fenolik di dalamnya yang mengandung berbagai sifat seperti antibakteri, anti mutagenik, antioksidan, dan antiproliferasi. Selain itu mengandung phytochemical yang tinggi sehingga membantu melawan kanker. Daun sirih juga membantu melawan stres oksidatif, yang menjadi faktor penting dalam mencegah kanker. k. Pinang, pinang kandungan nutrisi di dalamnya, seperti protein, lemak, karbohidrat kompleks, zat besi, vitamin B kompleks, kalsium, fosfor, dan kalium. Selain itu, buah ini juga mengandung tanin, flavonoid, dan polifenol, serta bersifat antibakteri dan antiradang sehingga bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat pinang antara lain menurunkan tekanan darah, mencegah dan mengatasi anemia, melancarkan pencernaan dan menambah energi.

Ritual bebubus ini memiliki keunikan sendiri dalam pelaksanaannya serta memiliki nilai nilai yang ditunjukan dalam pelaksanaannya, unsur magis memang begitu kental dalam ritual ini, dan memiliki nilai nilai yang ditunjukkan dalam setiap prosesnya.

Seserahan atau Sesaji dalam bentuk kerjasama untuk pembuatan bebubus
Seserahan atau Sesaji dalam bentuk kerjasama untuk pembuatan bebubus

Tidak hanya itu tradisi bebubus ini juga sangat menarik untuk dikaji dan di bahas dalam setiap proses tradisinya. Bubus mempunyai dua bentuk untuk membedakan bubus Wanita dan bubus laki-laki. Bentuk bubus oval (lonjong) untuk laki-laki sedangkan bebubus bentuk bulat untuk Wanita.

Bubus bentuk tablet, haql ini dapat menguntungkan karena lebih tahan lama  dalam bentuk kering. Cara pengaplikasian bebubus juga sangat simple

  1. Taruh 2 butir bubus di wadah, lalu tambahkan sedikit air
  2. Larutkan bubus hingga larut menyatu dengan air
  3. Minum sedikit dan oleskan pada seluruh badan.

Editorial Khusus:
PKM-RSH Etbobotani Bebubus
Penulis: Ananda Desiani Fitri
Universitas Mataram, FKIP, Pendidikan Sosiologi