Alunan Budaya Desa (ALBD) Pringgasela, salah satu event budaya terpopuler di Lombok Timur, sukses masuk dalam kurasi tingkat nasional dan menjadi bagian dari Kharisma Event Nasional (KEN) 2024 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Setelah berjalan selama tujuh tahun, event tahunan ini akan kembali digelar pada 13-20 Juli 2024 dengan tema “Benang Merah,” yang akan dikemas dengan acara karnaval tenun.
Menurut Ferri, ketua panitia, tema “Benang Merah” tidak hanya merujuk pada warna benang. Bagi masyarakat Pringgasela Raya, benang merah adalah simbol tradisi tenun yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka selama berabad-abad.
Widayat, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lotim, menjelaskan bahwa masuknya ALBD Pringgasela ke dalam KEN 2024 bukanlah perjalanan mudah. Pengajuan event ini telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan harus melalui berbagai tahapan kurasi dari tingkat kabupaten hingga provinsi.
“Kurasi tingkat nasional diikuti oleh 3.450 event se-Indonesia, dan alhamdulillah ALBD berhasil masuk dalam 34 event yang lulus,” ujarnya pada Kamis (25/01/2024). Dengan masuknya ALBD Pringgasela dalam KEN 2024, seluruh biaya penyelenggaraan event akan ditanggung oleh pemerintah pusat.
Penjabat Bupati Lombok Timur, Dispar Lombok Timur, dan pihak ALBD akan berangkat ke Jakarta untuk menerima SK dari Kementerian Pariwisata. “Tentu capaian ALBD Pringgasela masuk dalam KEN telah melalui proses panjang dan menjadi salah satu yang terpilih,” tambahnya.
Widayat juga menambahkan bahwa proses yang telah dilalui ALBD Pringgasela untuk lolos kurasi nasional sangat ketat. Bahkan, event ini berhasil mengungguli Bau Nyale yang tidak masuk KEN tahun ini. “Dengan masuknya ALBD dalam KEN, event ini akan diselenggarakan lebih profesional dan berdampak positif pada ekonomi lokal dan nasional, terutama sektor wisata,” jelasnya.
Ferri menekankan bahwa karnaval tenun ini akan menjadi yang pertama di Indonesia pascapandemi Covid-19, dengan target 30 ribu pengunjung. Event budaya terbesar di Lombok Timur ini bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia pentingnya tenun bagi masyarakat Pringgasela, sebagai simbol identitas, tradisi, dan nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Penyelenggara ALBD, Fery, menyatakan bahwa masuknya ALBD Pringgasela dalam KEN 2024 adalah pencapaian besar setelah 10 tahun perjalanan event ini. ALBD telah memberikan dampak besar pada pemasaran tenun dan meningkatkan permintaan pasar. Tahun lalu, Alunan Budaya Desa ke-7 menghasilkan perputaran uang mencapai Rp 3,3 miliar. Tahun ini, targetnya lebih tinggi lagi.
“Masuknya ALBD ke kalender KEN 2024 membuktikan bahwa upaya panitia lokal selama 10 tahun memberikan manfaat besar, terutama dalam mengangkat penenun di Pringgasela,” ujarnya.
Alunan Budaya Desa memberi dampak signifikan bagi masyarakat, terutama para penenun yang kini kembali aktif berkat event ini. Pemerintah Kabupaten Lotim juga telah menetapkan penggunaan kain tenun Lombok sebagai seragam dinas, memberikan dampak positif bagi para penenun. Event ini juga meningkatkan angka kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional, yang mendukung pengembangan pariwisata Lotim.
Masuknya ALBD Pringgasela dipersembahkan bagi para penenun di Pringgasela Raya yang kreatif dan inovatif. Fery berharap ALBD Pringgasela dapat menginspirasi daerah dan desa lain di sekitar Pringgasela. “Insyaallah kita akan saling mendukung sampai Pringgasela Raya menjadi barometer, bahkan kita rencanakan 50 event lebih di Pringgasela Raya,” pungkasnya.